Setiap anak seharusnya mendapatkan pendidikan yang layak untuk masa depannya kelak. Namun tak semua anak bisa mendapatkan pendidikan yang sama, termasuk fasilitas pendidikannya. Lantas tugas negara dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, sudahkah terlaksana?
VIRALSBOOK.COM - Setiap warga negara tentu mempunyai hak untuk mendapatkan akses Pendidikan yang layak, hal ini jelas tercantum dalam UUD 1945 bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh Pendidikan yang bermutu. Bahkan diberikan keistimewaan pendidikan kepada warga negara yang mempunyai kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan sosial.
Bahkan diberikan layanan khusus kepada warga negara di daerah terpencil dan terbelakang, serta diberikan Pendidikan khusus bagi warga negara yang memiliki kecerdasan dan bakat istimewa. Maka hak untuk mendapatkan akses Pendidikan harus dipenuhi, dan negara wajib bertanggungjawab terhadap keberlangsungan penyelenggaraan Pendidikan di Indonesia.
Sobat viralsbook, lalu dalam implementasinya, apakah negara sudah melakukan kewajibannya untuk memenuhi hak warga negara atas Pendidikan yang layak? Kisah bocah-bocah pemulung yang viralsbook rangkum dari berbagai sumber ini adalah bukti betapa masih mirisnya pemerataan pendidikan di Indonesia. Apakah harus viral dulu kisahnya, lalu pemerintah akan turun tangan?
Baca Juga : Semangat Hidup Wanita Cantik yang Sukses Jadi Penari Meski Tak Punya Kaki, Sangat Menginspirasi!
Bocah Pemulung Belajar di Depan ATM
Jika semangat belajar sudah tinggi, keterbatasan apapun bukan jadi penghalang untuk tetap belajar dari manapun dan dimanapun. Seperti halnya aksi bocah pemulung yang sedang belajar disela aktivitasnya memulung ini. Warganet memuji apa yang dilakukan bocah tersebut. Ia terlihat belajar di samping gerobak hijau yang dipenuhi botol bekas dan barang bekas di depan sebuah ATM. Bukunya diletakkan di atas sebuah meja kecil yang diduga dibawa saat mencari nafkah dengan mengumpulkan barang bekas.
Diketahui bocah tersebut bernama Raffi. Saat ini ia duduk di bangku kelas 3 SD di MI Kinabalu Semarang, dan memiliki 2 orang adik. Kisahnya yang menyempatkan belajar saat memulung bersama ayahnya menjadi viral setelah diunggah oleh salah satu akun media social TikTok @devanandhika, pada 01 Oktober 2023.
Setiap harinya, Raffi menemani ayahnya bekerja dari sore hingga malam hari. Meski tentunya merasa lelah, namun terlihat di wajah sang bocah ini tetap semangat belajar sambil sesekali memainkan alat tulisnya. Meski semakin malam, namun tak menyurutkan semangat bocah tersebut. Selain emperan toko, SPBU menjadi tempat Raffi untuk istirahat dan belajar.
Tak sedikit netizen yang terketuk hatinya, netizen pun meminta sang pemilik akun yang unggah video tersebut untuk membuka donasi. Singkat cerita, donasipun dibuka. Dalam video lanjutannya, sang pemilik akun bagikan momen saat ia membelikan kebutuhan untuk Raffi dari hasil donasi netizen. Seperti diketahui, sang pemilik akun memang membuka donasi setelah banyak netizen yang meminta sang pemilik akun membuka donasi karena ingin membantu Raffi.
Saat diajak beli kebutuhan sehari-hari di sebuah minimarket dari hasil donasi netizen, Raffi lebih mengutamakan kebutuhan dua adik dan ayahnya. Raffi yang masuk minimarket tanpa alas kaki berujar jika dirumahnya terdapat sandal, namun ia ingin menemani ayahnya yang tidak menggunakan sandal. Saat di minimarket, hal yang pertama kali dicari Raffi adalah susu dan Pampers untuk adiknya.
Bocah Pemulung Belajar di Pinggiran Jalan
Kisah bocah pemulung yang menyempatkan belajar saat memulung selanjutnya, yakni dari wilayah sekitar Jembatan Tripping, Jalan Buburanda, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara. Dimana terlihat seorang bocah disela-sela waktunya memulung masih menyempatkan diri untuk belajar. Bukan di rumah didampingi orang tua, ia belajar di pinggir jalan beralas karung bekas, di sela-sela memulung. Momen ini viral setelah diunggah oleh seorang polisi wanita di akun TikTok @nirwahida39 pada Senin 13 September 2021.
Menurut Nir Wahida, polwan Unit Reserse Kriminal Polres Bombana, Ia melihat bocah pemulung ini sewaktu menuju Kendari dalam rangka HUT Polwan di Polda Sultra. Bocah pemulung itu terlihat belajar sambal lesehan diatas karung bekas. Duduk membungkuk sambil menulis, sedangkan di sampingnya terdapat gerobak yang berisi tumpukan botol-botol bekas dan kaleng. Sepertinya gerobak tersebut tampak ia posisikan untuk menutupi dirinya agar tidak dilihat warga atau pengguna jalan.
Dalam video tersebut, bocah itu seakan tidak lagi memedulikan kebisingan suara kenderaan yang melintas. Bahkan, bocah pemulung tersebut juga sama sekali tidak merasa khawatir bahwa lokasinya belajar di pinggir jalan itu sangat membahayakan dirinya sendiri. Namun, hal itu ia lakukan demi bisa tetap belajar di tengah rutinitasnya sebagai pemburu barang-barang bekas yang akan dijual untuk keperluan sehari-harinya. Diduga, bocah tersebut terlebih dahulu memulung sebelum belajar di pinggir jalan. Pasalnya, gerobaknya tampak telah penuh dengan barang bekas yang telah siap dijual.
Nir Wahida mengaku sempat berbincang dan menanyakan sesuatu pada bocah pemulung, tapi tak sempat menanyakan nama bocah pemulung tersebut. Hanya saja menurut Nir Wahida, bocah pemulung ini sudah kelas 2 di SMP, dan ia kerap singgah ke Jembatan Tripping untuk beristirahat setelah memulung. Nir Wahida dan rekan-rekannya mendatangi bocah tersebut untuk mengingatkan agar tidak belajar di pinggir jalan lantaran sangat membahayakan dirinya.
Sayangnya, belum diketahui pasti bagaimana kelanjutan bocah pemulung itu. Belum diketahui juga apakah bocah tersebut telah mendapat bantuan atau tidak. Video itu sontak membuat warganet terenyuh. Bahkan, banyak warganet yang merasa tak tega melihat perjuangan bocah pemulung itu yang tetap belajar setelah memulung ke berbagai tempat.
Bocah Pemulung Belajar di Trotoar
Bocah pemulung berkaus putih lusuh sambil memegang secarik kertas ujian sekolah tertangkap kamera di trotoar Alun-alun Kota Bandung. Di sampingnya terdapat karung rongsok. Ia tampak serius belajar dan duduk di trotoar dekat tangga. Momen yang diabadikan oleh sebuah akun di media sosial @ahmed_sholihun pada 2 Desember 2020 sontak bikin warganet terenyuh.Berdasarkan informasi yang dihimpun, bocah laki-laki pemulung tersebut bernama Muhammad Rais, siswa kelas 3 SDN 047 Balonggede, Kota Bandung. Ia kerap membantu ibunya memulung di sekitar Jalan Asia Afrika dan Braga. Kesehariannya, Rais dan ibunya yang bernama Siti Hasanah (45) tinggal di emperan depan kantor di Jalan Lengkong Besar. Rais sehari-hari mengikuti ibunya bekerja, karena tak memiliki tempat tinggal. Tidak ada saudara yang bisa dimintai tolong untuk merawat Rais. Sementara itu, ayah Rais meninggal saat Rais baru berumur enam bulan.
Diantara pelajaran yang ia pelajari, matematika merupakan mata pelajaran favoritnya. Meski dalam keadaan kekurangan, semangatnya dalam menuntut ilmu tidak luntur. Rais sendiri memiliki cita-cita ingin menjadi seorang polisi.
Wali kelas 3A SDN 047, Sri Mulyati membenarkan bahwa foto yang viral itu adalah salah satu muridnya. Menurut Sri, Rais adalah siswa yang rajin di sekolah, hanya saja selama pembelajaran jarak jauh karena pandemi Covid-19, Raiz diketahui tidak bisa mengikuti sistem karena keterbatasan yang tidak memiliki ponsel. Terhitung sudah tiga bulan Rais selalu datang ke sekolah untuk belajar, disaat siswa yang lain belajar dari rumah.
Sri mengaku menaruh perhatian kepada Rais sejak awal masuk sekolah dasar, lantaran Rais tidak pernah menyebut tempat tinggal tetapnya. Setelah viral, Rais dan ibunya ditemui oleh sejumlah dermawan. Salah satunya dari Karang Taruna Balonggede yang memberikan mereka tempat tinggal kontrakan. Unit Dinas Sosial Bandung pun turun tangan. Rais dan ibunya di boyong ke UPT Puskesos. Dimana mereka mendapatkan makanan dan rumah singgah serta perlindungan dari Dinas Sosial.
Baca Juga : Mengintip Kisah Sukses Pemuda Tuna Netra Inspiratif Yang Kini Jadi Peselancar Profesional
Siti Hasanah mengaku kaget, foto anaknya jadi viral. Walaupun lembaran kehidupannya selama ini bergantung hidup di jalanan, namun jauh di bawah lubuk hati Siti, dia tidak ingin anaknya meneruskan kehidupan yang selama ini ia jalani.
***
Dari 3 kisah bocah ini, sobat viralsbook dapat menelaah sendiri makna dari fungsi negara dalam mewujudkan hak setiap warga negara untuk memperoleh Pendidikan yang bermutu. Dalam sebuah penelitian, ditemukan bahwa pemulung banyak yang menyekolahkan anak mereka dan sangat mendukung pendidikan yang mereka tempuh, dengan harapan dan cita-cita agar nasib anaknya tidak memiliki pekerjaan sebagai pemulung.
Kendala-kendala yang dihadapi para pemulung adalah keterbatasan penghasilan, sehingga menyulitkan dukungan materi pada anaknya untuk bersekolah, terutama untuk pendidikan dasar 12 tahun. Disinilah negara seharusnya berperan.
Walaupun demikian, semangat belajar bocah-bocah pemulung ini sungguh luar biasa. Ditengah keterbatasan, mereka tetap belajar tanpa mengenal waktu. Sungguh menginspirasi. (www.viralsbook.com)
Referensi info : tribunnews.com / kumparan.com / kompasiana.com / solopos.com / suara.com / brilio.net / liputan6.com