Ada sekelumit kisah heroik di balik setiap peristiwa serangan teror bom bunuh diri. Dari aksi heroik menghadang pelaku bom bunuh diri hingga menolong korban yang tak berdaya. Tak peduli apa profesinya, setidaknya tampak jelas bahwa di saat kerusuhan maupun nyawa terancam, seseorang bisa menjadi pahlawan.
Daftar isi
VIRALSBOOK.COM - Bom bunuh diri kembali terjadi di indonesia. Minggu, 28 Maret 2021, pukul 10.20 WITA, Gereja Katedral Makassar disasar 2 pelaku aksi teror. Peristiwa ini pun menggegerkan publik, menambah catatan kelam rentetan kejadian bom bunuh diri di Indonesia sejak pecahnya aksi bom bunuh diri pertama di indonesia, Tragedi Bom Bali I yang terjadi pada 12 Oktober 2012 silam.
Jika melihat kilas balik sejak 10 tahun terakhir, tepatnya sejak peristiwa Bom Bali I yang begitu fenomenal, sedikitnya telah ada belasan kejadian aksi bom bunuh diri yang mengerikan yang pernah terjadi di indonesia akibat radikalisme yang merajalela.
Tindakkan radikalisme yang terjadi di Indonesia, menurut hasil kajian yang dilakukan Wahid Institute, ada sekitar 600.000 jiwa warga negara Indonesia (WNI) yang pernah melakukan tindakan radikal. Jika data ini dihitung berdasarkan populasi penduduk dewasa sekitar 150 juta jiwa, maka ada sekitar 0,4 persen terindikasi radikal.
Terlepas dari tindakan radikalisme dan tragisnya setiap peristiwa ledakan bom bunuh diri, tersimpan berbagai kisah-kisah heroik yang tidak boleh dilewatkan. Mereka yang melakukan aksi heroik penyelamatan seakan mengesampingkan keselamatan hidupnya sendiri demi memikirkan nasib kehidupan orang banyak. Mulai dari menyelamatkan korban bom Sarinah sampai menghadang pelaku bom bunuh diri Gereja Katedral Makassar.
Sahabat viralsbook, berikut mereka yang berjasa menyelamatkan nyawa orang lain saat kejadian teror bom bunuh diri yang viralsbook rangkum dari berbagai sumber.
Aksi Driver Ojol Selamatkan Korban Bom Sarinah
Kamis, 14 Januari 2016, pukul 10:15 WIB, Sebuah ledakan menghancurkan pos polisi di depan Mal Sarinah. Tiga orang terkapar di dekat pos polisi. Atap, pintu, dan jendela pos polisi hancur karena ledakan. Tak hanya teror bom, aksi saling tembak antara pelaku dan polisi sempat terjadi saat itu. Peristiwa ini menggemparkan Ibu Kota setelah teror bom sebelumnya yang terjadi di Hotel JW Marriot, Kuningan, Jakarta Selatan pada tahun 2009.
Ledakan ini seketika membuat panik warga yang berada di sekitar lokasi kejadian. Warga berlarian menyelamatkan diri dan menjauhi tempat ledakan terjadi. Sedangkan masyarakat yang berada di gedung perkantoran sekitar Sarinah, dilarang untuk keluar gedung sementara waktu. Jalanan ditutup, suasana sangat menegangkan.
Di tengah kekacauan yang ada, tampak seorang Gojek driver berlari ke dekat pos polisi tempat ledakan terjadi. Tak ada yang mengetahui apa nanti yang akan dilakukannya. Hingga Ia terlihat kembali berlari sambil menyelamatkan seorang gadis dengan luka parah di bagian kaki. Tangannya menarik seorang wanita berkemeja kotak-kotak merah dan mengenakan helm berwarna biru. Diduga, gadis tersebut berada tak jauh dari lokasi ledakan.
Kaki wanita itu tampak dipenuhi luka-luka. Wajah panik dan terguncang tergambar jelas di wajah wanita yang ditolong driver ojol. Tali tas yang dia bawanya juga putus, mulutnya terbuka, seperti sedang berteriak. Ekspresi driver Go-Jek juga tampak panik.
Aksi heroiknya pun disorot oleh berbagai media nasional, bahkan Jagat sosial media ramai memperbicangkan aksinya. Ia menuai pujian dan ucapan terima kasih atas tindakan penyelamatan yang dilakukannya. Driver Gojek pahlawan Itu bernama Muhammad Yunus.
Aksi Aloysius Bayu adang Pelaku Bom
Pagi itu, Minggu 13 Mei 2018, pukul 07.00 WIB, Ledakan bom bunuh diri terjadi di kawasan Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Jaya Utara, Surabaya, Jawa Timur. Aksi bom bunuh diri ini merupakan rentetan peristiwa yang terjadi hampir bersamaan di Surabaya, sebab terjadi di tiga lokasi yang berbeda.
Selain di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, juga terjadi di Gereja Kristen Indonesia, Jalan Diponegoro sekira pukul 7.30 WIB. Kemudian disusul ledakan bom di Gereja Pantekosta Jalan Arjuna, sekitar pukul 7.53 WIB. Ledakan bom bunuh diri ini, mengakibatkan 14 korban tewas dan 43 orang lainnya mengalami luka-luka.
Sahabat viralsbook, diperistiwa Minggu pagi yang tragis ini, ada sebuah kisah heroik yang sangat mengharukan. Jika ia tak mengorbankan diri, besar kemungkinan jumlah korban tewas dalam serangan teroris bom bunuh diri di Gereja Santa Maria Tak Bercela Kota Surabaya, bakal bertambah banyak.
Ya, dialah Bayu, seorang koordinator relawan keamanan Gereja SMTB yang saat itu sedang menjalankan tugas. Ia menghalangi laju sepeda motor teroris saat akan mengebom Gereja. Saat melihat pelaku bom bunuh diri mendekat, Bayu mengadang laju motor pelaku tepat di pintu masuk gereja sisi selatan, yang berada samping pos Satpam. Sehingga pelaku bunuh diri tidak bisa mendekat ke pintu utama gereja yang saat itu banyak terdapat jemaat. Saat bom meledak, dipastikan Bayu menjadi korban ledakan dan meninggal dunia.
Bayu sudah menjadi kepala keamanan sekitar dua tahun lebih. Dalam tugasnya, ia dikenal sebagai sosok yang sangat baik, dan penuh tanggung jawab menjalankan tugasnya. Atas kejadian itu, Bayu yang memiliki nama lengkap Aloysius Bayu Rendra Wardhana dianggap sebagai pahlawan Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Surabaya. Ia rela mengorbankan dirinya demi keselamatan orang banyak.
Raga Bayu boleh pergi, namun sosoknya tetap lekang di ingatan. Tragedi ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarganya, terutama Monic, istri Bayu yang berprofesi sebagai guru PAUD dan kedua putranya yang masih berusia 3 tahun dan 10 bulan. Kerabat tak henti datang sebagai bentuk belasungkawa. Bagi keluarga, sosok Bayu selama ini dikenal sangat penyayang dan pemberani.
Aksi Daniel adang mobil pelaku bom
Sama halnya dengan Bayu, Daniel juga berani mengadang mobil Avanza yang merupakan pelaku bom bunuh diri di lokasi Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS), yang terjadi di Minggu pagi, 13 Mei 2018, sekitar pukul 7.53 WIB.
Daniel yang masih berusia 17 tahun adalah pelajar SMP yang setiap minggu membantu ayahnya, Budi yang menjadi tukang parkir saat ada kegiatan di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya. Pada Pukul 07.45, Seperti biasanya GPPS ramai dihadiri jemaat dan anak-anak yang mengikuti sekolah minggu. Sekitar 1.500 jemaat berkumpul di dalam Gereja.
Pengamanan ibadah melibatkan 2 hingga 4 personel penjagaan kepolisian. Sementara di dalam gereja misa berlangsung, para satpam dan tukang parkir disibukkan dengan pengaturan kendaraan agar tidak terjadi penumpukan usai ibadah.
Di sisa waktu ibadah yang sedikit itu, tiba-tiba mobil jenis minibus melaju dengan kecepatan kencang tanpa menghiraukan satpam maupun tukang parkir yang ada di Jalan Arjuno. Posisi gerbang gereja saat itu memang sedang sedikit terbuka namun tidak cukup untuk dilalui mobil tersebut. Mobil itu langsung memaksa masuk dan menabrakkan diri ke pintu utama gereja. Tak dinyana, ledakan hebat terjadi tepat setelah mobil menabrak gerbang gereja.
Keadaan pun menjadi kacau. Api membumbung tinggi hingga ke atap gereja. Pecahan kaca ada di mana-mana, di lantai, di tembok, bahkan di tubuh para jemaat. Belasan orang pun luka-luka akibat terkena api, serpihan bom, dan serpihan kaca. Menyusul tiga orang yang tewas di tempat, lima orang juga akhirnya menghembuskan nafas terakhir setelah sempat dirawat selama beberapa saat di rumah sakit.
Salah satu dari korban adalah seorang remaja laki-laki bernama Daniel. Jasad Daniel dapat diidentifikasi dari hasil DNA dan kecocokan gigi. Daniel telah berusaha mengadang mobil yang tiba-tiba nyelonong menerobos gerbong gereja yang terbuka, yang mengakibatkan ia tewas di lokasi kejadian.
Kisah Daniel yang berusaha mengadang mobil Toyota Avanza pelaku bom bunuh diri di GPPS pun menuai simpati banyak pihak. Para netizen memberikan Daniel sebutan "Our Little Hero". Sahabat viralsbook, seandainya saja Daniel tidak menghalangi mobil tersebut untuk masuk ke dalam gedung gereja, maka dapat dipastikan jumlah korban akan lebih banyak.
Aksi Satpam Bayu Gagalkan Teror Bom BRI
Bayu Andi Saputra, satuan pengamanan (Satpam) BRI Samarinda berhasil menggagalkan upaya perampokan disertai ancaman bom di BRI Cabang Pembantu Unit Suryanata, di Jalan Pangeran Suryanata, Samarinda, Kalimantan Timur. Kejadian ini terjadi pada Senin, 13 Februari 2017 sekitar pukul 11.00 WITA, saat area BRI Samarinda belum ramai.
Seorang pria masuk ke dalam bank mengenakan jaket dan ransel di belakangnya. Sesuai mekanisme dan standar operasional, Bayu menanyakan maksud dan tujuan pria itu masuk ke dalam bank. Menurut Bayu, pria mencurigakan ini membawa tas ransel, pakai jaket, dan tidak berpenutup muka.
Pertanyaan Bayu itu dijawab dengan secarik kertas yang diberikan kepadanya. Belum sempat Bayu tuntas membaca pesan yang dituliskan, pria itu pun menebar ancaman, meminta uang Rp 50 juta, atau akan meledakkan bank. Lantaran menebar ancaman akan meledakkan BRI, Bayu dengan sigap membekap pria itu, sambil berusaha merebut tas ransel yang dikenakannya. Akhirnya isinya nyaris keluar dari dalam ransel. Tidak lama warga sekitar berdatangan dan berkerumun ikut membantu merebut tas yang dikenakan pria itu, yang ternyata terlihat ada rangkaian kabel.
Di luar bank, pria nekat yang menebar teror itu dihakimi massa yang mengira akan merampok BRI. Namun seketika warga berhati-hati, setelah ada yang berteriak pria itu membawa bom di balik isi tasnya. Warga berhasil mengeluarkan isi tas, dan membuangnya ke tengah jalan, dengan cara menendang ke tengah jalan. Tak lama Polisi setempat datang dan langsung meringkus pria itu.
Atas aksi heroiknya ini sahabat viralsbook, Polresta Samarinda Kalimantan Timur memberikan penghargaan kepada Bayu Andi Saputra, karena dinilai berhasil menggagalkan aksi perampokan dan teror bom.
Aksi Kosmos adang motor pelaku bom
Kisah heroik yang terakhir adalah kisah tentang seorang Satpam yang mengadang motor pelaku bom bunuh diri di Gereja Hati Yesus Yang Mahakudus atau Katedral Makassar, Jalan Kajaolalido, pada Minggu, 28 Maret 2021, sekitar pukul 10.20 WITA.
Berdasarkan pengakuan pria berusia 52 tahun yang melakukan aksi heroik ini, dia berusaha menghalangi pasangan 'pengantin' atau pelaku bom bunuh diri untuk berusaha masuk menerobos ke dalam gereja, dengan cara menahan pelaku yang memaksa masuk sambil membawa barang mencurigakan.
Ya, dialah Kosmos, menjadi pahlawan orang banyak dalam insiden pengeboman Gereja Katedral Makassar. Hanya mengenakan kaos tipis, menghalangi pelaku menggunakan kedua tangan dan dadanya, berhasil menyelamatkan jemaah Gereja Katedral Makassar dari serangan bom bunuh diri yang dilakukan seorang pria tak dikenal dan ditemani wanita bercadar.
Akibatnya, Kosmos pun terluka pada bagian dada dan mengalami beberapa luka bakar di bagian tubuhnya. Aksi berani Kosmos ini pun mendapatkan apresiasi dari banyak pihak dan ucapan terima kasih dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Dalam teror bom ini, Gereja mengalami kerusakan akibat ledakan. Kaca-kaca hotel yang berada di sekitar Gereja Kathedral Makassar pun juga ikut rusak akibat ledakan bom bunuh diri tersebut. Sebanyak 20 orang menjadi korban luka dalam insiden bom katedral Makassar tersebut, termasuk satpam Cosmos. Beruntung sahabat viralsbook, tidak ada korban meninggal akibat ledakan bom bunuh diri. Seluruh Korban teror bom bunuh diri ini langsung mendapatkan perawatan di sejumlah rumah sakit yang ada di Makassar.
***
Sahabat viralsbook, itulah sekelumit kisah pengorbanan di balik setiap aksi teror ledakan bom bunuh diri yang terjadi di indonesia. Super hero nan berani ini muncul melumpuhkan teroris hingga menolong korban yang tak berdaya. Mungkin masih ada kisah-kisah heroik lainnya, namun tidak tampak dipermukaan. (vb)
Foto dan materi disadur dari berbagai sumber :
liputan6.com / nasional.okezone.com / tribunnews.com / orami.co.id / gridoto.com / idntimes.com / kumparan.com / detik.com / jurnalsecurity.com / tirto.id
liputan6.com / nasional.okezone.com / tribunnews.com / orami.co.id / gridoto.com / idntimes.com / kumparan.com / detik.com / jurnalsecurity.com / tirto.id