Dua laki-laki berseragam polisi menjarah isi museum Isabella Stewart Gardner. Mereka mempreteli sejumlah lukisan. Namun anehnya, lukisan-lukisan yang jauh lebih mahal sama sekali tidak disentuh dan dibiarkan tetap tergantung rapi. Inilah kasus pencurian karya seni terbesar dalam sejarah dunia yang tak dapat dipecahkan FBI.
VIRALSBOOK.COM - Seperti namanya, Museum ini dimiliki oleh seorang wanita yang memiliki koleksi karya seni, bernama Isabella Stewart Gardner. Awalnya, museum ini dibangun Isabella Stewart Gardner dengan tujuan hanya untuk menampung koleksi seni pribadinya. Hingga akhirnya, museum mulai dibuka untuk umum sejak tahun 1903.
Setelah Gardner wafat, ia meninggalkan museum yang memiliki dana abadi sebesar $3,6 juta dan menitipkan wasiat agar karya seni di dalam museum ini tidak boleh diubah dan melarang koleksi barang seni museum untuk diperjualbelikan.
Pada periode tahun 1980-an, masalah keuangan melanda museum ini. Kemudian segera berimbas pada kondisi museum yang memburuk, terutama pada sistem keamanan museum dan pemeliharaan gedung yang menurun.
Tahun 1982, pernah terjadi peristiwa perampokan di museum ini yang ditangani langsung oleh FBI. Pasca kejadian ini, pihak pengelola museum segera mengalokasikan sejumlah dana untuk memperbaiki sistem keamanannya. Maka, terpasanglah 60 detektor gerakan inframerah. Selain itu, terdapat 4 kamera pengintai yang diletakkan di sekeliling bangunan.
Namun, tidak ada kamera yang dipasang di dalam galeri museum. Alasan dewan pengawas museum saat itu, memasang alat kamera dalam galeri dirasa terlalu mahal dan hanya menghabiskan dana saja.
Sebagai gantinya, mereka mempekerjakan penjaga keamanan lebih banyak dari biasanya. Namun lagi-lagi, penjaga museum saat itu hanya dibayar sedikit di atas upah minimum. Kelemahan keamanan museum lainnya, yakni Titik lemah sistem keamanan museum sudah lama menjadi rahasia umum di antara para penjaga di sana.
Sebagai informasi, di dalam museum Isabella Stewart Gardner tersimpan sejumlah koleksi lukisan yang bernilai mahal. Diantaranya lukisan The Concert, satu dari karya Vermeer. Ada pula karya pelukis lainnya, Badai di Laut Galilea, Degas, Manet, dan Flinct karya Rembrandt.
Peristiwa Perampokan Museum
Minggu dini hari, 18 Maret 1990, terlihat dua pria berseragam polisi mendatangi Isabella Stewart Gardner Museum. Menurut beberapa saksi yang sedang berpesta menyambut St. Patrick Day, mereka melihat dua pria berseragam polisi. Memarkirkan kendaraannya di Palace Road, jaraknya sekitar 100 kaki tidak jauh dari pintu samping museum.
Awalnya para saksi meyakini bahwa kedua pria itu adalah polisi sungguhan. Mereka terlihat begitu tenang tanpa ada gerak gerik mencurigakan. Rick Abath dan Randy Hestand adalah penjaga museum yang bertugas malam saat kejadian. Abath merupakan petugas penjaga malam biasa, sementara Hestand baru kali itu mendapatkan tugas shift malam.
Sahabat viralsbook, menurut operional prosedur keamanan museum, pembagian tugas untuk shift malam masing-masing, satu orang bertugas berpatroli di dalam galeri, sementara penjaga yang satunya lagi tetap stay di pos jaga. Dan dilakukan secara bergantian.
Petugas keamanan yang pertama yang melakukan patroli di galeri adalah Abath. Saat bertugas ia mendapati tanda alarm kebakaran di salah satu ruangan sempat berbunyi tanda adanya kebakaran. Tapi saat dicek sama sekali tidak ada api ataupun asap. Abath lalu kembali ke ruang keamanan untuk memeriksa panel alarm.
Setelah memeriksa dan mematikan panel alarm, Abath pun kembali berpatroli. Tidak ada tanda-tanda yang mencurigakan. Sebelum akhirnya ia menyelesaikan patrolinya di galeri, Abath mengecek keadaan pintu samping dengan membukanya sebentar lalu menutupnya kembali. Ia pun kembali ke pos setelah merasa situasi area galeri museum dalam keadaan aman sekitar pukul 1 dini hari. Setelah itu giliran Hestand yang melakukan patroli di galeri.
Sekitar pukul 1:20 dini hari, para pencuri yang berseragam polisi, berjalan ke pintu samping museum. Membunyikan bel pintu dan menjelaskan pada Abath bahwa kedatangan mereka karena adanya laporan gangguan dan mereka ditugasi untuk menyelidikinya. Abath berpikir bahwa hari itu adalah St. Patrick Day, mungkin ada beberapa orang yang telah memanjat pagar dan ada yang telah melaporkannya.
Abath lalu membiarkan kedua polisi itu masuk sekitar pukul 1.24 dini hari. Abath pun memberikan penjelasan bahwa ia sedang bertugas berdua dengan rekannya Hestand, saat salah satu polisi menanyakan apakah ada petugas lainnya di museum itu.
Saat berkomunikasi, Abath sempat memperhatikan kedua perawakan polisi tersebut. Pria yang lebih tinggi tampak berkumis, sepertinya kumis palsu. Pria satunya memiliki postur tubuh lebih pendek.
Tak butuh waktu lama, entah awalnya bagaimana, tiba-tiba polisi yang lebih pendek kemudian memaksa Abath ke dinding, merentangkan kakinya lalu memborgolnya sembari mengatakan bahwa wajah Abath tampak familiar dengan salah satu orang yang mereka cari berdasar laporan yang mereka terima.
Polisi berkumis yang lebih tinggi langsung memborgol Hestand begitu pria itu muncul. Setelah berhasil membungkam kedua penjaga museum ini, barulah kedua orang berseragam polisi itu mengutarakan maksud mereka yang sesungguhnya, bahwa mereka akan merampok museum.
Kedua pencuri yang menyamar jadi polisi tersebut melakban mata dan sekeliling kepala Abath dan Hestand. Sekitar pukul 1:35, keduanya lalu di bawa ke ruang bawah tanah, diborgol ke sebuah pipa uap dan juga meja kerja.
Satu jam berikutnya, mereka dengan leluasa menjarah berbagai koleksi berharga yang tersimpan di museum. Ketika memasuki Dutch Room, sebuah alat alarm berbunyi namun pencuri itu segera menghancurkannya. Kedua pencuri itu lalu menjarah lukisan Seorang Nyonya dan Tuan-tuan di Black dan lukisan Badai di Laut Galilea. Menghancurkan bingkai kaca dan mengambil isinya. Mereka juga mengambil beberapa karya Landscape dengan Obelisk, Lembrandt dan Konser. Terakhir mereka mengambil perunggu ritual Cina kuno.
Setelah beraksi di Dutch Room, lalu mereka menuju Short Gallery yang ada di lorong sempit. Di sana mereka mengambil lukisan Napoleon, finial Elang, lima sketsa Degas, dan juga Chez Tortoni dari Blue Room di lantai pertama.
Saat pencuri itu tengah bersiap untuk melarikan diri, mereka masih sempat memeriksa Abath dan Hestand yang mereka sekap di ruang bawah tanah dan memastikan bahwa kedua petugas itu dalam keadaan baik-baik saja. Keduanya bahkan menanyakan apakah mereka merasa nyaman.
Pencuri pun pergi, menghilang tanpa jejak. Sahabat viralsbook, Kejadian dini hari di Museum Isabella Stewart Gardner terbongkar saat pergantian shit jaga. Saat penjaga shift pagi datang, ia merasa curiga dan menyadari ada sesuatu yang aneh saat ia memanggil petugas jaga malam dan tak ada jawaban.
Petugas shift pagi itu lalu memanggil polisi, dan segera melakukan penggeledahan di area gedung museum. Mereka pun menemukan Abath dan Hestand masih terikat di ruang bawah tanah.
Setelah diperiksa, total ada 13 karya seni yang dicuri. Diantaranya 3 lukisan karya Rembrandt, 1 lukisan karya Vermeer, 1 lukisan karya Flinck, 5 lukisan karya Degas, 1 lukisan karya Manet, Perunggu Kapal Cina Kuno, dan sebuah finial sangkar burung Elang Perancis.
lukisan-lukisan yang dicuri di Museum Isabella Stewart Gardner
Pengusutan FBI
FBI memperkirakan nilai barang yang dicuri sebesar lebih kurang $200 juta dan kemudian menaikkan perkiraan menjadi $500 pada tahun 2000. Karya seni lukisan yang paling berharga diambil dari Dutch Room, di antaranya adalah The Concert karya pelukis Belanda Vermeer. Lukisan-lukisan ini yang ditaksir paling mahal di antara koleksi lukisan lainnya. Karya lainnya adalah sketsa potret diri karya Rembrandt, Badai di Danau Galilea, dan, A Lady and Gentleman in Black.
Dalam penyelidikannya, campuran berbagai macam barang karya seni yang dicuri malah makin membingungkan para ahli. Walaupun beberapa karya seni berharga dicuri, tetapi anehnya karya-karya seni yang lebih mahal lainnya seperti karya Raphael, Botticelli, dan Michaelangelo dibiarkan begitu saja.
Saat Gardner masih hidup, ia membuat koleksi lukisan di museumnya dalam bingkai permanen, itu artinya lukisan tidak bisa dipindahkan. Akhirnya walau tanpa lukisan di dalamnya, bingkai-bingkai itu tetap dibiarkan kosong dan tetap tergantung di tempatnya.
Orang-Orang yang Dicurigai
FBI mengambil alih langsung kasus ini dengan alasan bahwa karya-karya seni tersebut mungkin saja diperjual belikan antar negara. Selain itu, otoritas yang berwenang menyelidiki kasus ini juga menyebutkan bahwa kasus pencurian ini tergolong sangat aneh. Alasannya, pemilihan karya seni yang dicuri dan juga tidak ditemukannya bukti fisik yang kuat. Pencuri-pencuri itu anehnya sama sekali tidak meninggalkan jejak, baik jejak kaki maupun rambut.
Sketsa wajah pencuri
Selain itu, ditahun-tahun berikutnya dalam penyelidikan FBI terus melakukan beberapa analisis DNA yang didukung oleh perkembangan teknologi. Namun beberapa bukti hilang di antara file-file mereka. Menurut para penjaga dan juga orang-orang yang sempat melihat kedua pencuri berseragam polisi itu, mereka memiliki tinggi sekitar 5 kaki 9 inci dengan tubuh sedang dan diperkirakan berusia sekitar 30-an awal.
Pemeriksaan Saksi: Rick Abath
Rick Abath, salah satu petugas jaga malam saat kejadian itu, dicurigai ada keterkaitan dengan kasus pencurian ini. Alasannya logis, di malam itu ia diketahui membuka dan menutup pintu samping secara mencurigakan. Menurut beberapa orang yang melakukan penyelidikan, gerakan membuka dan menutup pintu samping dapat diartikan sebagai sinyal atau kode bagi pencuri yang sedang menunggu di luar. Tetapi Abath membantahnya dan mengataknan bahwa ia rutin melakukan hal itu dalam tugasnya.
Pada tahun 2015, FBI merilis video keamanan dari museum saat malam pencurian 18 Maret 1990. Pada video arsip tersebut, Abath terlihat membujuk seorang pria tidak dikenal ke museum untuk berbicara di meja keamanan. Tetapi Abath mengatakan bahwa ia tidak bisa mengingat kembali kejadian itu. Abath pun mengaku tak mengenali orang dalam video yang dirilis FBI. Tetapi beberapa mantan penjaga museum mengatakan bahwa pria asing itu adalah wakil kepala keamanan museum.
Pemeriksaan Saksi: Whitey Bulger
Salah satu penjahat kelas kakap paling dikenal di Boston pada masa itu, Whitey Bulger, termasuk salah satu orang yang dicurigai. Tetapi ia membantah sama sekali tidak pernah terlibat dalam kasus pencurian di Museum Isabella Stewart Gardner. Walaupun menurut pengakuannya, ia sempat mengirimkan agennya, tetapi itu hanya untuk menyelidiki siapa perampok yang beraksi di wilayahnya dan ingin meminta jatah darinya.
Seorang Agen FBI bernama Thomas McShane menyelidiki pria ini kalau benar-benar tidak terlibat. Kesimpulan dari penyelidikannya, Bulger punya koneksi yang kuat dengan Polisi Boston, sehingga ini bisa menjelaskan bagaimana para pencuri itu bisa mendapatkan seragam polisi yang asli.
Teori lainnya bahkan lebih mengejutkan. Menurut Thomas McShane, mungkin saja polisi sungguhan telah diatur untuk melakukan pencurian itu. Bulger juga diendus punya hubungan kedekatan emosional dengan Tentara Republik Irlandia (IRA). Pada akhirnya, hasil investigasi McShane ini tidak dapat dibuktikan untuk menjerat Bulger.
Pemeriksaan Saksi: Brian McDevitt
Buruan FBI berikutnya adalah Brian McDevitt. FBI menginterogasinya pada akhir tahun 1990. Hasil interogasi, McDevitt membantah terlibat dalam pencurian itu dan menolak melakukan tes poligraf atau biasa disebut juga sebagai “tes uji kebohongan".
FBI tetap menjalankan tes sidik jari pada Brian McDevitt dan hasilnya tidak menemukan ketidakcocokan dengan yang ada di TKP. Maka terbebaslah Brian McDevitt dari tuduhan.
Asumsi awal Brian McDevitt terlibat, menurut FBI karena ia adalah penipu dari Boston yang telah berusaha merampok The Hyde Collection di Glens Falls, New York. Saat kejadian, McDevitt menyamar dengan berpakaian ala sopir FedEx, membawa borgol dan juga selotip. Rencananya ia akan mencuri karya Rembrandt yang terkenal, tapi aksinya ini dapat digagalkan.
Surat Anonim Mencurigakan
Empat tahun setelah kejadian pencurian di Museum, yakni Pada tahun 1994, direktur museum Anne Hawley menerima sebuah surat anonim dari seseorang yang berusaha menegosiasikan pengembalian karya seni yang telah dicuri.
Dalam surat itu, isinya menjelaskan bahwa mereka sebenarnya hanyalah negosiator dan tidak tahu sama sekali identitas pencuri. Si anonim dalam surat itu juga menjelaskan permintaan mereka akan kekebalan hukum dan semua orang yang terlibat. Selain itu, dalam pengembalian karya seni nanti mereka meminta imbalan uang sebesar $2,6 juta. Tetapi uang itu harus dikirimkan ke rekening bank luar negeri pada saat yang sama ketika karya seni itu diserahkan ke Museum.
Setelah menerima surat rahasia ini, Anne Hawley langsung menghubungi FBI. Lalu FBI menghubungi Globe dan pesan kode itu lalu dicetak dalam The Boston Globe edisi 1 Mei 1994. Entah apa maksud FBI mempublikasikannya di surat kabar.
Beberapa hari kemudian surat kedua datang lagi, di mana isinya mengatakan kepada pihak museum bahwa mereka takut akan dilakukan penyelidikan besar-besaran oleh otoritas federal dan negara bagian untuk menemukan identitas mereka. Mereka juga mengatakan dalam suratnya bahwa mereka butuh waktu lagi untuk mengevaluasi pilihan mereka.
Tetapi kenyataannya Sahabat viralsbook, setelah surat kedua ini tak pernah ada lagi kabar dari mereka. Setelah bertahun-tahun berlalu hingga detik ini, semua karya seni yang dicuri itu tak pernah ada kabarnya lagi. Polisi dan FBI yang berusaha membongkar kasus ini juga mengalami banyak kebuntuan. Kasus pencurian ini menjadi kasus pencurian karya seni terbesar dalam sejarah yang tidak berhasil dipecahkan FBI. (www.viralsbook.com)
Referensi: en.wikipedia.org/wiki/Isabella_Stewart_Gardner