Ternyata menjadi penjahat tidaklah mudah, karena itu tidak semua orang bisa menjadi penjahat
Daftar isi
VIRALSBOOK.COM - Memang di dunia ini ada saja yang memilih menjadi orang jahat dengan berbagai alasan mendasar. Misal, kondisi eksternal dirinya, entah kemiskinan, diskriminasi, lingkungan pergaulan, atau apa saja. Namun sejatinya pilihan itu ada pada diri kita sendiri. Siapapun tidak pantas mengkambinghitamkan situasi, apalagi nasib.
Memilih hidup menjadi penjahat pun ternyata tidak mudah sobat viralsbook, karena itu tidak semua orang bisa menjadi penjahat. Jika seseorang yang seharusnya tidak menjadi penjahat, tapi tetap nekat menjadi penjahat, maka nasibnya akan berakhir seperti 5 kisah konyol berikut. Kejadian paling bodoh dalam sejarah perampokan di dunia.
1. Tidak Bisa Mendengar Alarm
Kejadian penjahat konyol pertama yakni perampokan yang terjadi pada Agustus 1995. Saat itu, Penjahat bernama Klaus Schmidt melakukan aksi perampokan di sebuah bank di Berlin, Jerman. Dalam aksinya, ia memegang dan menodongkan pistol api.
Sejauh ini, aksinya berjalan seperti kasus-kasus perampokan bank pada umumnya. Begitu Schmidt berhadapan dengan kasir, ia langsung menodongkan pistolnya dan meminta kasir segera menyerahkan uang.
Kasir yang ditodong jelas menunjukkan sikap ketakutan. Namun karena tingkah perampok sedikit aneh, hal ini membuat kasir bank yang ditodong jadi curiga. Merasa penasaran, dengan penuh hati-hati kasir tersebut mencoba mencari tahu dengan cara bertanya kepada Schmidt, apakah ia butuh tas untuk uang-uang yang akan dirampoknya.
Sahabat viralsbook, bukannya menjawab "Ya!" atau "Tidak!", Schmidt malah berseru kalau pistol yang dipegangnya adalah pistol sungguhan. Kasir Bank langsung menyadari bahwa Schmidt ternyata Tuli atau penderita Tuna Rungu. Menyadari hal ini, Pegawai bank lainnya langsung membunyikan alarm.
Seperti di duga sebelumnya, Schmidt tidak menunjukkan perubahan sikap dan tetap menodongkan pistolnya ke Kasir, kendati bunyi alarmnya sangat kencang dan suaranya memenuhi ruangan Bank dan sekitarnya.
Tentu saja, Schmidt yang tuli tidak bisa mendengar alarm yang meraung-raung. Bahkan dia masih belum menyadari situasi ketika mobil polisi yang memakai sirine tiba di depan bank. Ia baru sadar dan terkejut saat polisi menangkapnya. Schmidt pun ditangkap dengan mudah, ia pasrah saat dibawa ke Kantor Polisi.
Alih-alih merasa kapok tertangkap polisi, Schmidt malah mencoba mencari celah agar ia tetap mendapatkan keuntungan dari peristiwa ini. Ia menuntut balik Bank yang hendak ia rampok karena dianggap telah mengeksploitasi cacat fisik yang dideritanya.
2. Meninggalkan Nomor Telepon
Kejadian perampokan konyol selanjutnya yakni terjadi di tahun 2008 silam. Adalah Ruben Zarate yang saat itu berusia 18 tahun, nekad merampok sebuah toko. Dengan bersenjatakan sebuah pistol, Ruben memaksa kasir untuk menyerahkan uang termasuk yang ada di dalam lemari besi.
Sialnya, sang kasir tidak bisa membuka lemari besi yang berisi uang. Satu-satunya yang bisa membuka lemari besi adalah Pemilik Toko. Karena Pemilik Toko saat itu sedang tidak berada di tempat, maka Ruben sedikit kecewa tidak bisa mendapatkan uang yang ada di lemari besi.
Tapi Ruben mempunyai sebuah ide yang sangat brilian. Sebelum kabur, dia meninggalkan nomor telepon agar si kasir dapat menghubunginya apabila Pemilik Toko sudah kembali.
Tentu saja si kasir yang kebetulan tidak bodoh, segera menghubungi polisi. Setelah polisi datang, mereka meminta kasir untuk menghubungi Ruben. Meskipun terjadi baku tembak singkat setelah Ruben datang kembali ke Toko, pada akhirnya ia berhasil dibekuk dengan mudah.
3. Janjian Sebelum Merampok Bank
Selanjutnya, kejadian perampokan pada tanggal 23 Maret 2010, Albert Bailey dan seorang rekannya yang masih remaja memutuskan untuk merampok sebuah bank di Fairfield, Connecticut.
Dengan maksud untuk mempermudah aksi perampokannya, Bailey menghubungi pegawai Bank agar segera menyiapkan uang sebesar $100.000, dengan maksud agar ketika dia datang, tinggal mengambil uang itu dan segera pergi.
Awalnya Pegawai Bank mengira bahwa telepon ini cuma main-main, namun sesuai prosedur mereka tetap menghubungi polisi. Tidak berapa lama kemudian, Bailey dan rekannya masuk ke dalam bank sambil membawa sebuah catatan tuntutan uang.
Polisi yang sebelumnya sudah siaga di dalam bank segera menangkap keduanya tanpa perlawanan. Karena aksi perampokannya, Bailey harus mendekam di dalam penjara selama 9 tahun.
4. Membobol rumah penuh polisi
Salah satu kunci sukses sebuah kejahatan adalah menemukan target yang tepat. Tapi apa yang dilakukan oleh Darren Kimpton yang berasal dari Northampton ini terbilang kebalikannya. Kimpton membobol sebuah rumah yang di dalamnya penuh dengan polisi.
Rupanya 1 hari sebelumnya, rumah incaran Darren Kimpton tersebut telah kemalingan dan polisi berada di dalam rumah itu untuk mencari petunjuk dan bukti-bukti. Tanpa menyadari situasi, Kimpton yang memiliki mata rabun ini pun masuk ke dalam rumah setelah membobol jendela. Polisi yang berada di dalam rumah pun segera menangkapnya.
Nampaknya malam itu benar-benar malam sial bagi Kimpton, karena sebelum kejadian itu dia sudah membobol rumah lain di daerah yang sama namun ketahuan pemiliknya. Meskipun berhasil kabur, polisi bisa mengaitkannya dengan kejadian itu karena tangan Kimpton terluka dan darahnya berceceran di TKP.
5. Keliru Berikan Pistol
Seyogyanya seorang perampok bank, senjata api sudah harus siap ditangan dan selalu berada dalam genggamannya. Hal lain yang tak kalah penting adalah ia harus memastikan agar senjata api tersebut berfungsi dengan baik.
Sayangnya, perampok yang satu ini melakukan tindakan teledor yang sungguh fatal sehingga terlihat konyol. Begitu ia memasuki ruangan Bank Halifax di London, Inggris, ia langsung menodongkan senjata api ke arah kasir dan meminta kasir segera menyerahkan uang sebesar 700 ribu poundsterling.
Saat melakukan aksinya, posisi pistol berada di salah satu tangan dan tangan yang satunya memegang tas kosong untuk digunakan mengisi uang hasil rampokannya. Namun, entah karena terlalu bingung atau kurang pengalaman karena penjahat pemula, perampok tersebut malah menyerahkan pistolnya ke kasir.
Kasir yang kondisinya panik, ketika diserahi pistol menunjukkan reaksi bingung, namun ia akhirnya sadar kalau perampok tersebut salah menyerahkan benda. Bukannya menyerahkan tas untuk diisi uang, perampok tersebut malah menyerahkan pistolnya sendiri.
Setelah beberapa detik, sang perampok akhirnya menyadari kekeliruannya. Sejurus kemudian ia mencoba merebut kembali pistolnya. Namun, kasir tersebut dengan sigap mengambil pistolnya terlebih dahulu dan balik menodongnya. Merasa panik, sang perampok kemudian pergi melarikan diri dengan cara menaiki sepeda milik salah seorang pegawai bank.
***
Sobat viralsbook, menjadi penjahat Itu adalah pilihan, bukan keterpaksaan. Kalau ada keterpaksaan, dipastikan akan berakhir seperti kisah nyata diatas, perampokan yang berakhir konyol. (www.viralsbook.com)